RISALAH AKADEMIK
MEDIA
PEMBELAJARAN EKONOMI PLJK (PERMAINAN LEMBAGA JASA KEUANGAN) UNTUK MENANAMKAN
PENDIDIKAN KARAKTER BERORIENTASI HOTS
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat
Mengikuti Olimpiade Guru Nasional
(OGN) Tingkat Kabupaten
Tahun 2019
Diajukan oleh :
Nama : Ike Devi Alanda, S.Pd., M.Pd.
NIP : -
NUPTK : 0439753654300023
Nama
Sekolah : SMK PARIWISATA METLAND
Provinsi : Jawa Barat
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
2019
KATA
PENGANTAR
Belajar adalah proses dari
tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa menjadi bisa. Maka keberhasilan dari
belajar mengajar adalah siswa atau peserta didik menjadi tahu, atau menjadi
bisa.
Proses
belajar dapat dilakukan dengan banyak cara, banyak metode, dan banyak media.
Guru adalah manager, sebagai pemegang kunci keberhasilan proses belajar. Guru
adalah orang yang menciptakan suasana belajar mengajar.
Suasana belajar apakah
yang diinginkan guru dan siswa? Tentunya adalah suasana yang menyenangkan.
Siswa belajar dengan gembira, semangat, dan dengan penuh kesadaran.
Fasilitas yang lengkap,
mahal dan hebat adalah dambaan semua guru dan siswa. Namun guru dapat
memberikan yang terbaik dalam proses belajar mengajar tanpa fasilitas yang
mahal dan lengkap, salah satunya yaitu dengan permainan.
Permainan dapat
dilakukan dengan atau tanpa bantuan alat. Kertas bekas, kardus bekas, papan
tulis, spidol, dan semua hal yang ada di sekitar kita dapat dimanfaatkan.
Bahkan hanya dengan kata-kata, hanya dengan gerakan tangan, kita dapat
melakukan permainan.
Permainan dalam belajar
terbukti menimbulkan rasa senang dan gembira. Kegembiraan dan semangat akan
menghasilkan inovasi, kreativitas, dan prestasi.
Pembelajaran yang
menyenangkan dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik, dengan penanaman
pendidikan karakter serta berorientasi HOTS.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
I.
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN 4
D. MANFAAT 4
II.
KAJIAN
TEORI 5
A. MEDIA PEMBELAJRAN EKONOMI 5
1.
EKONOMI 5
2.
MEDIA PEMBELAJARAN 6
B.
PEMBELAJARAN HOTS 8
C. PENDIDIKAN KARAKTER 9
III.
PEMBAHASAN 11
A. KARAKTER BANGSA INDONESIA 11
B. PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS 14
DAFTAR PUSTAKA
PENULIS
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
“29 Kepala Daerah Terjerat Kasus Korupsi”
demikian bunyi kaleidoskop 2018 Kompas.com. Sepanjang tahun 2018 tercatat 29
kepala daerah dijerat KPK. Yang terakhir, KPK berhasil menangkap seorang bupati
dalam OTT (Operasi Tangkap Tangan) karena diduga meminta, menerima, atau
memotong Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan sekitar 14,5% dari total Rp 46,8
miliar.
Dari 415 kepala daerah
di seluruh Indonesia, 313 diantaranya tersangkut kasus korupsi di tahun
2004-2017. Ini berarti 75%, tiga dari empat kepala daerah terduga melakukan
korupsi.
Bangsa Indonesia
mayoritas adalah masyarakat yang percaya kepada tokoh yang dihormatinya.
Ketidakpercayaan kepada tokoh masyarakat, terutama kepala daerah yang
tersangkut kasus korupsi menimbulkan kegelisahan di masyarakat.
Bangsa kita butuh
keteladanan, pemimpin yang bisa menjadi contoh karakter yang baik, yang bisa
memimpin bangsa Indonesia menuju tercapainya karakter bangsa yang terbaik.
Namun politik
kepentingan merusak munculnya pemimpin-pemimpin potensial dengan banyaknya
penyebaran berita bohong atau hoax. Di era media sosial sebaran hoax menjadi
sesuatu yang sangat serius, karena begitu mudahnya akses terhadap media sosial,
terlebih di tahun politik seperti saat ini.
Saluran terbanyak
penyebar berita bohong atau hoax yaitu Facebook 82,25%, Whatsapp 56,55%, dan
Instagram 29,48%. (Bangkapos.com, 13 September 2018). Lebih lanjut diungkapkan
bahwa 44% rakyat Indonesia tidak bisa mendeteksi berita hoax.
Betapa besar kerusakan
yang timbul akibat penyebaran berita bohong, saling menyerang, kebencian
terhadap suku dan kelompok tertentu, retaknya hubungan baik, ketidakpercayaan,
dan apatisme.
Ditambah lagi dengan
banyaknya masalah di kalangan pelajar, seperti kurangnya perhatian orang tua
dan lingkungan sehingga mereka menggunakan narkoba dan pergaulan bebas sebagai
pelarian. Tuntutan dan ekspektasi yang tinggi untuk meraih prestasi juga
menambah beban mereka.
Kesulitan yang dialami
pelajar perlu mendapat perhatian kita semua, terutama orang tua dan kita
kalangan pendidik. Pendidikan yang seperti apa yang dapat memperbaiki kerusakan
dan merosotnya nilai-nilai kebaikan yang ada pada diri pelajar, adalah menjadi
perhatian kita.
Laksamana Cunningham, British first sea lord, menulis dalam
memoarnya, “It takes a navy three years
to build a ship, but it takes a nation three hundred years to build a tradition.”
Tradisi keilmuan dalam menyiapkan sumber daya manusia butuh waktu yang cukup
lama.
Usai perang dunia
kedua, Jepang mengalami kehancuran akibat dibomnya Hiroshima dan Nagasaki
setelah sebelumnya berhasil menyerang pangkalan Amerika di Hawaii. Kaisar
Hirohito bertanya kepada bawahannya, “Berapa banyak guru yang masih kita
punya?”
Gugurnya lebih dari dua
juta tentara Jepang dalam membela kehormatan Kaisar dan kehancuran Jepang
diharapkannya dapat bangkit dan kembali menjadi bangsa yang bermartabat dengan
jalan pendidikan.
Realisasi kebangkitan
Jepang ternyata lebih cepat dari perkiraan. Jepang mengalami kemajuan ekonomi
dan menjadi salah satu kekuatan teknologi dunia menyaingi barat.
Pentingnya peran guru
dalam mempersiapkan sumber daya pendidikan yang berkualitas tinggi, tak bisa
dipisahkan dari kebanggaan tertingginya untuk berbagi ilmu dan memimpikan siswa
kelak menjadi orang yang berguna.
Guru sebagai garda
terdepan dalam proses pendidikan harusnya mempunyai kemampuan untuk dapat
membimbing para siswa menuju arah cita-cita bangsa, yaitu siswa yang
berkarakter.
Namun para guru pun
memiliki masalah tersendiri. Kemampuan mendidik perlu dipahamkan, lembaga yang
bertugas mencetak pendidik antara lain institut keguruan atau sekolah tinggi
keguruan. Di lembaga tersebut calon pendidik diberi pengetahuan mengenai cara
mendidik, yaitu ilmu paedagogik.
Kurangnya ketersediaan
lulusan lembaga keguruan menyebabkan banyaknya pendidik yang berlatar belakang
non lembaga keguruan, sehingga masih perlu diberi pemahaman dan pengetahuan
kependidikan.
Tidak hanya itu,
tuntutan kepada para guru pun bukan hanya pada mendidik siswa saja, tetapi juga
pemenuhan administrasi. Guru diharuskan membuat administrasi terkait
pembelajaran, mulai dari perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus,
Jurnal dan agenda harian, beragam Program Penilaian, serta berbagai bentuk
penilaian terhadap kinerja guru yang seringkali berubah format.
Selain itu, guru pun
harus menyesuaikan pencapaian materi pembelajaran yang saya sebut sebagai
“Kurikulum Kejar Target”. Karena jika kita melakukan pembelajaran dengan
memperhatikan kemampuan siswa baik yang tercepat maupun yang paling lambat
capaian materi tidak akan memenuhi dan tidak dapat sesuai dengan silabus.
Siswa tidak akan siap
mengerjakan soal yang dibuat atas kesepakatan para guru setempat yang tergabung
dalam komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) jika guru tidak kejar
materi sesuai target bersama.
Kenyataannya, kualifikasi
siswa di tiap sekolah berbeda. Siswa yang rata-rata laju belajarnya cepat, akan
mudah menyesuaikan materi sesuai target. Namun banyak sekolah mengalami
kesulitan kejar materi sesuai target karena heterogennya kualifikasi siswa.
Pada pidatonya di depan
Universitas Indonesia saat menerima gelar Honoris
Causa, Bung Karno antara lain berkata bahwa ilmu harus bermanfaat untuk
mempermudah tercapainya tujuan, dan dalam melaksanakannya harus penuh dedikasi
dan dalam mengamalkannya senantiasa selalu berpikir dan berpikir. Selalu
mencari, dengan wawasan berpikir yang luas.
Bagi beliau, ilmu
pengetahuan hanya berharga penuh jika dipergunakan, jika diamalkan untuk
kemanfaatan manusia, untuk kemanfaatan bangsa.
Oleh karena itu kita wajib
berjuang untuk memperbaiki keadaan. Tanamlah benih sawo, dimanapun ia ditanam
maka benih sawo akan tumbuh menjadi pohon sawo. Tidak akan benih sawo itu
tumbuh menjadi pohon mangga.
Maka menjadi sangat penting untuk kita mendidik
siswa-siswi kita dengan menanamkan pendidikan karakter dengan berorientasi
HOTS, Higher Order Thinking Skills.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
1.
Apakah terdapat interaksi antara
penanaman pendidikan karakter dengan pendidikan berorientasi HOTS?
2.
Apakah media pembelajaran PLJK dapat
menanamkan pendidikan karakter?
3.
Apakah media pembelajaran PLJK
berorientasi HOTS?
4.
Apakah media pembelajaran PLJK dapat
menanamkan pendidikan karakter berorientasi HOTS?
C.
TUJUAN
Tujuan pembuatan karya ilmiah ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Lomba Guru Nasional 2019.
D.
MANFAAT
Karya ilmiah ini bermanfaat untuk :
1.
Siswa, untuk menanamkan pendidikan
karakter berorientasi HOTS.
2.
Guru, sebagai referensi dalam mengelola
pembelajaran, sehingga dapat menyelenggarakan pendidikan karakter berorientasi HOTS.
3.
Sekolah, sebagai masukan untuk penanaman
pendidikan karakter siswa secara menyeluruh sehingga mampu menyelenggarakan
pembelajaran yang berkarakter dan berorientasi HOTS.
4.
Sebagai masukan bagi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan terkait upaya menanamkan pendidikan karakter
berorientasi HOTS.
KAJIAN
TEORI
A.
MEDIA PEMBELAJARAN EKONOMI
1.
Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu
sosial yang mempelajari kegiatan manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
Ekonomi berasal dari
bahasa Yunani, oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos yang berarti
peraturan, aturan, hukum. Secara garis
besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Kebutuhan manusia
jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia
jumlahnya terbatas, sehingga muncullah
ilmu ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhannya, juga memilih dan menciptakan kemakmuran.
Adam Smith disebut
sebagai orang yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad ke-18, dia
dikenal dengan aliran klasiknya, yaitu adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan karenanya
peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini.
Konsep invisible hand ini
diperkenalkan sebagai mekanisme pasar dengan harga sebagai instrumen utamanya.
Selanjutnya dia berpendapat bahwa ekonomi adalah penyelidikan yang berkaitan
tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara.
Menurut Allen W. Smith,
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari pilihan. Bagaimana manusia memilih untuk
menggunakan sumber daya yang terbatas dalam usaha memenuhi
keinginan-keinginannya yang tak terbatas.[1]
Sedangkan menurut
Abraham Maslow, ekonomi adalah salah satu bidang kajian yang mencoba menyelesaikan
masalah keperluan asas manusia melalui penggemblengan segala sumber
ekonomi yang ada dengan berdasarkan pada prinsip dan teori dalam
suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
Paul Wonnacott dan
Ronald Wonnacott berpendapat ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana
manusia memenuhi kebutuhannya, bagaimana mereka memenuhi kebutuhannya akan
makanan, tempat tinggal, pakaian dan barang kebutuhan lainnya. Suatu studi
mengenai bagaimana mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dan bagaimana cara
mengurangi masalah-masalah yang timbul.[2]
Menurut Paul A.
Samuelson, ekonomi adalah cara yang dilakukan manusia dan kelompoknya untuk
memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan
mendistribusikan kepada masyarakat untuk dikonsumsi.
Soediyono Reksoprayitno
mendefinisikan ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam
usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya mengadakan pemilihan diantara berbagai alternatif
pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedianya relatif terbatas.[3]
Tokoh lainnya antara
lain Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marks dan Edmund Phelps yang meraih
penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi pada tahun 2006.
Ilmu ekonomi secara
subjek dibagi menjadi mikro ekonomi dan
makro ekonomi. Teori ekonomi difungsikan sebagai ilmu
terapan dalam manajemen keluarga, bisnis dan pemerintah, ekonomi digunakan
dalam bidang moneter, penelitian ilmiah, politik, kesehatan, pendidikan,
keluarga dan lainnya.
2.
Media Pembelajaran
Saat ini informasi
bergerak sangat cepat, makin beragam dan bervariasi. Penyebarannya pun semakin
cepat dan mudah. Dunia ada di ujung jari, dengan hanya satu klik maka terkirim
dan tersebarlah suatu informasi.
Media berarti pengantar
atau perantara. Media merupakan segala bentuk dan saluran untuk proses
transmisi informasi. Media digunakan hampir semua orang di era digital sekarang
ini. Bagi sebagian orang media menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam
kesehariannya.
Istilah pembelajaran
digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja ,
dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan.
Asosiasi Pendidikan
Nasional di Amerika (National Education Association /NEA) mendefinisikan media
dalam lingkup pendidikan adalah segala sesuatu yag dapat dimanipulasikan,
dilihat, didengar, dibaca, ataupun dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
Gagne (1970) menyatakan
bahwa media pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan Briggs (1970) menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si
belajar supaya proses belajar terjadi.
Kegunaan media dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1)
Media
mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada
otak.
2)
Media
dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
3)
Media
dapat melampaui batas ruang kelas.
4)
Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.
5)
Media
menghasilkan keseragaman pengamatan.
6)
Media
membangkitkan keinginan dan minat baru.
7)
Media
membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
8)
Media
memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun
abstrak.
9)
Media
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu
serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
10)
Media
meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy) yaitu kemampuan untuk
membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, baik yang
alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan.
11)
Media
mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatnya kesadaran akan
dunia sekitar.
12)
Media
dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri.[4]
Menurut Haney dan
Ullmer dalam Yusufhadi Miarso ada tiga kategori utama berbagai bentuk media
pembelajaran, yang pertama adalah media
penyaji, yaitu media yang mampu menyajikan informasi berupa grafis, gambar
diam, film, proyeksi, media audio, media visual, televisi dan multimedia. Yang
kedua adalah media objek, yaitu media yang mengandung informasi. Dan yang
ketiga adalah media interaktif, yaitu media yang memungkinkan untuk
berinteraksi.[5]
B.
PEMBELAJARAN HOTS
Pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[6]
Sedangkan pembelajaran
dalam pendidikan diartikan sebagai proses interaksi antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Gagne (1977)
berpendapat bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal
yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal.
Pembelajaran yang
berkualitas adalah salah satu idealisme dalam dunia pendidikan yang akan
menghasilkan siswa dengan ketereampilan berpikir tingkat tinggi, HOTS, Higher
Order Thinking Skills.
Resnick (1987) dalam
Istiqomah menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi itu:
a.
Nonalgorithmic, yaitu cara bertindak
tidak sepenuhnya ditentukan sebelumnya.
b.
Kompleks, dengan total lintasan yang
tidak terlihat dari satu titik pandang.
c.
Sering menghasilkan solusi,
masing-masing memiliki dampak dan manfaat.
d.
Ada nuansa keterlibatan penilaian dan
interpretasi.
e.
Melibatkan penerapan beberapa kriteria,
yang terkadang bertentangan satu sama lain.
f.
Melibatkan pengaturan diri pada proses
berpikir daripada pelatihan.
g.
Melibatkan makna yang mengesankan,
menemukan sttruktur dalam gangguan yang jelas.
h.
Berusaha dengan kerja mental yang cukup
besar.
Susan Brookhart (2010)
mendefinisikan keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dikategorikan dalam
tiga kelompok, yaitu berpikir tingkat tinggi sebagai sebuah transfer, berpikir
tingkat tinggi sebagai berpikir kritis, dan berpikir tingkat tinggi sebagai
pemecahan masalah.
Keterampilan berpikir
tingkat tinggi menurut Narayanan dan Adithan (2015) merupakan ranah kognitif analisis, evaluasi,
dan mencipta.
Sedangkan Thomas dan
Thorne (2009) menyebutkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi menuntut
proses berpikir yang lebih tinggi daripada hanya menyatakan kembali fakta yang
diterima. Siswa dituntut untuk memahami, membuat kesimpulan, menghubungkan
informasi (fakta dan konsep) yang ia peroleh dengan informasi lain,
mengkategorikan mereka, memanipulasinya, menggabungkannya dengan cara baru, dan
menerapkannya sebagai solusi baru untuk mengatasi permasalahan yang baru.
C.
PENDIDIKAN KARAKTER
Karakter menurut
Sigmund Freud adalah kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya
juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku.
Menurut Drs. Hanna
Djumhana Bastaman, M.Psi, karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan
internalisasi dari nilai-nilai moral dari luar menjadi bagian kepribadiannya.
H. Soemarno Soedarsono
menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yag terpatri dalam diri kita
melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh
lingkungan, dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia menjadi
semacam nilai intrinsik yang mewujud dalam sistem daya juang melandasi
pemikiran, sikap dan perilaku kita.
Sedangkan menurut DR.
Nani Nurrachman, karakter adalah sistem daya juang yang menggunakan nilai-nilai
moral yang terpatri dalam diri kita yang melandasi pemikiran, sikap dan
perilaku.
Dalam Webster New Word Dictionary, karakter
adalah distinctive trait (sikap yang
jelas), distinctive quality (kualitas
yang tinggi), moral strength
(kekuatan moral), the pattern of
behaviour found in an individual or group (pola perilaku yang ditemukan
dalam individu maupun kelompok).
Soemarno Soedarsono
(2008) menyebutkan bahwa karakter bangsa merupakan akumulasi atau sinergi dari
karakter individu anak bangsa yang berproses secara terus-menerus yang
mengelompok menjadi bangsa Indonesia. Karakter bangsa akan ditampilkan sebagai
nilai-nilai luhur yang digali dari khasanah Ibu Pertiwi dan mencerminkan tata
nilai kehidupan nyata anak bangsa oleh founding
fathers dan dirumuskan dalam suatu tata nilai yang kita kenal sebagai
Pancasila.
PEMBAHASAN
A.
KARAKTER BANGSA INDONESIA
Mengutip pidato
Presiden pertama Indonesia, Sukarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Dakwah, gelar
Guru Besar Kehormatan, dan gelar Pendidik Agung dari IAIN di Jakarta 2 Desember
1964, yang mengatakan kita harus naik di dalam world of the mind, kita buka alam pemikiran kita, naik ke angkasa
untuk melihat bagaimana sesuatu itu terlihat.
What
is behind us, what is before us. Apa yang telah kita
alami di dalam alam sejarah yang dahulu, dan apa yang harus kita kerjakan untuk
membangun satu future, hari kemudian
yang gilang-gemilang.
Masa depan seperti apa
yang kita ingin bangun?
Apa yang harus
dikerjakan untuk membangun suatu masa depan?
Untuk apa kita membangun
masa depan?
Bung karno menyatakan
bahwa tujuan hidupnya adalah untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengabdi kepada tanah air, mengabdi kepada bangsa, mengabdi kepada cita-cita.
Pancasila adalah dasar
negara. Ketuhanan Yang Maha Esa disebutkan sebagai dasar yang pertama. Oleh
karena itu yang harus kita kerjakan pertama-tama dan yang harus kita bangun
sebagai dasar yang pertama dan utama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pancasila sebagai dasar
negara kita merupakan kepribadian, merupakan karakter bangsa kita, bangsa
Indonesia. Namun bangsa Indonesia harus berjuang terus, berjuang dalam arti
membangun, membangun materiil, membangun moril, agar kepribadian, karakter
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila bisa benar-benar hidup dalam setiap rakyat
Indonesia.
Karakter harus
diwujudkan melalui nilai-nilai moral yang dipatrikan untuk menjadi semacam
nilai intrinsik dalam diri kita dan mewujud dalam suatu sistem daya juang yang
akan melandasi pemikiran sikap dan perilaku kita.
Karakter tidak datang
dengan sendirinya, kita harus membentuknya, kita tumbuh kembangkan, kita bangun
secara sadar dan sengaja. Pembangunan karakter adalah proses yang tak pernah
berhenti. “Character building is a never ending process.”
Dalam pembangunan
karakter, ada empat koridor yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Internalisasi
tata nilai
2. Menyadari
mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (The
does and the don’ts)
3. Membentuk
kebiasaan (habit forming), dan
4. Menjadi
teladan (Role model) sebagai pribadi
berkarakter.
Karakter adalah hasil dari
kebiasaan yang kita tumbuh kembangkan. Untuk membangun karakter yang perlu kita
lakukan adalah membentuk kebiasaan (habits
forming) yang berarti kita harus menanamkan pada diri kita
kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Karakter itu perlu
dengan sengaja dibangun, dibentuk, ditempa, dan dikembangkan serta dimantapkan.
Pada era orde baru,
setiap siswa dan mahasiswa baru diwajibkan mengikuti penataran P4 (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Pancasila sebagai dasar negara kita
merupakan karakter menjadi cita-cita bangsa.
Nazaruddin Syamsuddin
(1989) mengatakan sosialisasi nilai-nilai Pancasila, seperti melalui penataran
P4 merupakan salah satu cara terbaik untuk membuat masyarakat menyadari,
mengetahui dan menghayati ideologi negara.
Internalisasi tata
nilai, dilakukan secara bertahap, dan terus menerus. Internalisasi dilakukan
dengan cara pembiasaan terlebih dahulu. Pembiasaan-pembiasaan perbuatan baik,
perlu dilakukan secara terus menerus di seluruh sekolah di Indonesia.
Pembiasaan yang harus
dilakukan adalah yang berkaitan dengan karakter bangsa Indonesia, yaitu :
1. Religius,
yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan selalu hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur,
yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan perbuatan.
3. Toleransi,
yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan aga, suku, etnis, pendapat,
sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin,
yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap berbagai
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
5. Kerja
keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif,
adalah cara berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri,
adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis,
adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa
ingin tahu, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat
kebangsaan, adalah cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta
tanah air, adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan rasa
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai
prestasi, adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif,
adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
14. Cinta
damai, yaitu sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar
membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebaikan bagi dirinya.
16. Peduli
lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli
sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung
jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
B.
PEMBELAJARAN BERORIENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)
Pembelajaran
berorientasi HOTS, Higher Order Thinking Skills, yaitu pembelajaran dengan
orientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi, agar siswa dapat berpikir
kritis dan memecahkan masalah.
Keterampilan tingkat
tinggi adalah kemampuan siswa untuk menganalisa, mengevaluasi dan mencipta.
Di Asia Tenggara,
negara Jepang, Hongkong, Korea Selatan, dan Singapura menyetel sistem
pendidikan mereka menjadi lebih cepat dan hasil pembelajaran mereka lebih maju
terutama dalam bidang kemampuan membaca, matematika dan IPA.
Amerika Serikat banyak
melakukan eksperimen di negara-negara bagiannya dengan fokus memperketat
akuntabilitas guru dan sekolah demi tingkat pencapaian siswa dan kelulusan yang
tinggi.
Sistem pendidikan di
Australia, Selandia Baru, Jerman, dan Belanda telah menerapkan model yang baru
dan menarik untuk memonitor perkembangan pendidikan, menyampaikan informasi
kepada orang tua hal-hal positif yang telah dilakukan sekolah, dan menciptakan
bentuk kepemimpinan pendidikan yang baru.
Namun kemajuan dan
keberhasilan yang dicapai negara-negara tersebut di atas berubah ketika OEDC
(Organization for Economic Cooperation and Development/ Organisasi Kerjasama
dan Pengembangan Ekonomi) memublikasikan hasil studi internasional pertamanya,
tentang kemampuan anak-anak berusia 15 tahun yang berhubungan dengan
keterampilan membaca, matematika dan ilmiah yang telah mereka peroleh di dalam
dan di luar sekolah, yang dikenal dengan PISA (Programme for International
Student Assessment/ Program Penilaian Siswa Internasional).
Finlandia, di luar
perkiraan, negara dengan populasi hampir 5,5 juta orang, telah mencatatkan
dirinya melampaui 31 negara OECD lain dalam tes yang dirancang untuk menunjukkan
seberapa baik orang muda akan berhasil memahami pengetahuan ekonomi yang
dinamis ketika mereka beranjak dewasa.
Lebih lanjut lagi,
pencapaian siswa di Finlandia dapat mencapai hasil yang mengagumkan hanya
dengan belajar di sekolah yang masuk kategori sederhana. Pembelajaran anak-anak
di sekolah tidak terlalu dipengaruhi latar belakang keluarga dibandingkan
dengan negara lainnya.
Ada lima unsur penting
yang membuat siswa Finlandia leebih baik daripada teman sebaya mereka di
penjuru dunia lain. Lima unsur itu adalah :
1.
Pendidikan dan perkembangan yang
seimbang, menyeluruh, dan berorientasi pada anak, serta meletakkan fondasi
pembelajaran yang baik dan layak. Tidak ada sekolah swasta, tidak ada
persaingan antarsekolah, sehingga semua sekolah harus menjadi sekolah yang baik
tanpa menghiraukan dimana mereka berada dan siapa yang mereka layani. Mayoritas
siswa belajar dalam beragam kelas sosial, tanpa memisah-misahkan kemampuan atau
status sosial mereka. Sehingga guru dan orangtua fokus terhadap kesejahteraan,
kesehatan, dan kebahagiaan siswa.
2.
Para guru harus lulus dari program
magister berbasis penelitian yang sama seperti profesi lain di Finlandia. Para
guru baru mempelajari psikologi anak, pedagogi, pendidikan khusus, mata
pelajaran didaktik, dan kurikulum yang
lebih banyak daripada rekan-rekan mereka di perguruan tinggi sebagai bekal
tanggung jawab profesi mereka yang lebih luas di sekolah mereka.
3.
Setiap sekolah diberi sumber daya dan
personel yang cukup untuk menangani dan menyelesaikan masalah-masalah yang
terkait dengan pendidikan, teutama siswa.
4.
Kepemimpinan pendidikan harus berada di
tangan pendidik yang berpengalaman dan berkualitas. Di sekolah Finlandia, para
pemimpin adalah para guru, dan para guru adalah para pemimpin (pedagogis).
5.
Anak dan kaum muda Finlandia secara
aktif ikut serta dalam bermacam kegiatan di luar sekolah dan di luar pekerjaan
mereka. Kegiatan paling umum adalah olahraga, seni dan budaya. Kegiatan di luar
sekolah yang menjadi hobi, memainkan peran yang besar dalam performa mereka di sekolah.
Selain lima unsur
penting diatas, ada beberapa hal yang tidak kalah penting dalam faktor penentu
keberhasilan pembelajaran di Finlandia. Faktor yang pertama adalah faktor
kegembiraan.
Doug Lenov (2015) dalam
Timothy D. Walker menyebutkan bahwa faktor kegembiraan di ruang kelas merupakan
sebuah alat yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan pencapaian.
Kegembiraan dapat
dipahami sebagai keadaan emosi positif yang meningkat, sehingga dapat
memperbaiki produktivitas dan meningkatkan kecerdasan sosial dan emosional.
Faktor kedua adalah
belajar sambil bergerak. Guru
menyampaikan semua pelajaran kurang dari 15 menit. Siswa melakukan transisi
dengan cepat dan bekerja lebih efisien dalam pembelajaran berdurasi pendek.
Finlandia memiliki hari
sekolah yang pendek dengan istirahat 15 menit yang sering. Tidak hanya siswa,
guru pun sering terlihat bersantai, minum kopi, dalam jeda pembelajaran. Guru
tidak dipusingkan dan dibebani tugas administratif, mereka datang tepat waktu
dan pulang dalam waktu yang relatif sama dengan siswa.
Guru dan siswa diberi
waktu istirahat yang sering dan keluar dari ruang kelas untuk menghirup udara
segar.
Lantas apa yang dapat
kita adaptasi di sekolah kita. Banyak hal menarik yagn dapat dilakukan dengan
siswa dalam proses belajar di sekolah, yaitu dengan permainan. Permainan yang
dilakukan adalah permainan yang merupakan media pembelajaran. Materi pelajaran
dibuat ke dalam suatu permainan, sehingga siswa belajar dan mau aktif dalam
kegiatan belajar dengan senang dan gembira.
Bermain itu
menyenangkan, tidak hanya bagi siswa, bagi kita para guru yang dewasa pun
menyenangkan. Demikian pula pada masyarakat kita pada umumnya, maka tidak heran
banyak orang yang membuat aneka permainan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak
dan kaum muda untuk bermain.
Permainan sebagai media
pembelajaran dapat dibuat sedemikian rupa sehingga bisa menjadi sarana pendidikan berkarakter dan
berorientasi HOTS.
Salah satu contohnya
adalah Permainan Lembaga Jasa Keuangan. Permainan ini dibuat untuk mata
pelajaran ekonomi SMA kelas X Kompetensi Dasar
Lembaga Jasa Keuangan. Dalam permainan ini, semua materi dapat
dipelajari siswa dengan cara mengambil kartu pertanyaan yang dipilihnya. Kartu
pertanyaan dibuat oleh guru, dapat pula dibuat bersama-sama dengan siswa, dengan
menuliskan pertanyaan dan atau pernyataan yang bermuatan pendidikan karakter
dan berorientasi HOTS.
Permainan ini pun
menuntut siswa untuk meningkatkan literasinya, baik yang bersumber dari
buku-buku, maupun dari literasi favorit mereka, yaitu internet.
Selama permainan siswa
bergerak, berpikir, menganalisa, berliterasi, berkreasi, mengevaluasi dan
memunculkan karakter mereka. Peran guru adalah sebagai fasilitator, pemimpin
permainan, mengarahkan dan menanamkan karakter yang diharapkan.
Guru dapat membuat
permainan dari barang bekas atau bahan apa pun yang ada di sekitarnya. Ada dua
bagian yang harus dilengkapi dari permainan ini, pertama adalah board, atau papan utama permainan, dapat
berupa karton, kardus, atau kertas seukuran 100 cm x 60 cm. Board diberi gambar atau lambang sesuai
kebutuhan dan sesuai dengan materi, yaitu Lembaga Jasa Keuangan.
Selanjutnya yang kedua
adalah potongan-potongan kertas atau kartu. Potongan-potongan kertas atau kartu
ini akan dituliskan pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan Lembaga Jasa
Keuangan. Contoh pertanyaan dan pernyataan materi Lembaga Jasa Keuangan adalah
sebagai berikut :
1.
Otoritas Jasa Keuangan
a. Apa
yang dimaksud dengan OJK?
b. Jelaskan
latar belakang dibentuknya OJK!
c. Apakah
dasar pembentukan OJK?
d. Apa
tujuan dibentuknya OJK?
e. Sebutkan
wewenang OJK!
f. Jelaskan
Fungsi OJK!
g. Sebutkan
tugas-tugas OJK!
h. Sebutkan
asas-asas OJK!
i.
Siapakah pimpinan tertinggi OJK?
2.
Bank Perkreditan Rakyat
a. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan BPR!
b. Siapa
pemilik BPR?
c. Usaha
apa yang dapat dilakukan BPR?
d. Jasa
apa yang diberikan BPR?
e. Apa
saja yang tidak boleh dilakukan BPR?
f. Apakah
BPR dapat menerima simpanan dan deposito?
g. Apakah
BPR dapat menerima simpanan giro?
h. Apakah
BPR melakukan usaha asuransi?
3.
Bank Syariah
a. Jelaskan
definisi bank syariah!
b. Buatlah
perbandingan antara bank syariah dengan bank konvensional!
c. Apakah
keuntungan dari bank syariah?
d. Sebutkan
produk perbankan syariah!
e. Kegiatan
usaha apa yang dapat dilakukan bank syariah?
f. Sebutkan
unsur-unsur yang dilarang dalam transaksi perbankan syariah!
g. Sebutkan
contoh-contoh bank syariah yang ada di Indonesia!
h. Apa
yang dimaksud dengan Murabahah?
i.
Apa yang dimaksud dengan Musharakah?
j.
Apa yang dimaksud dengan Mudharabah?
k. Bagaimanakah
mekanisme menabung di bank syariah?
4.
Pasar Modal
a. Jelaskan
definisi pasar modal!
b. Jelaskan
mekanisme transaksi pasar modal di pasar perdana!
c. Jelaskan
mekanisme transaksi pasar modal di pasar sekunder!
d. Sebutkan
tugas bursa efek!
e. Apa
manfaat pasar modal?
f. Bagaimana
cara memilih invertasi di pasar modal?
g. Sebutkan
lembaga-lembaga pengelola pasar modal!
h. Apa
yang dimaksud dengan saham?
i.
Apa yang dimaksud dengan obligasi?
j.
Sebutkan pelaku pasar modal!
k. Sebutkan
keuntungan dan kerugian instrumen pasar midal?
l.
Sebutkan kelemahan pasar modal?
m. Sebutkan
daftar perusahaan yang telah menjual sahamnya di pasar modal!
5.
Asuransi
a. Jelaskan
pengertian asuransi!
b. Sebutkan
manfaat asuransi!
c. Sebutkan
jenis-jenis asuransi!
d. Jelaskan
peran asuransi!
e. Sebutkan
fungsi asuransi!
f. Sebutkan
kelebihan dan kelemahan asuransi!
g. Sebutkan
contoh produk asuransi!
h. Sebutkan
lembaga penyelenggara asuransi!
6.
Pegadaian
a. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan pegadaian!
b. Jelaskan
fungsi pegadaian!
c. Sebutkan
prinsip kegiatan usaha pegadaian!
d. Sebutkan
peran lembaga pegadaian!
e. Sebutkan
jenis-jenis pegadaian!
f. Jelaskan
prinsip kegiatan usaha pegadaian!
g. Sebutkan
produk-produk pegadaian!
7.
Pembiayaan
a. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan pembiayaan!
b. Jelaskan
prinsip kegiatan usaha lembaga pembiayaan!
c. Jelaskan
peran lembaga pembiayaan!
d. Apa
fungsi lembaga pembiayaan?
e. Sebutkan
jenis-jenis lembaga pembiayaan!
f. Sebutkan
produk-produk lembaga pembiayaan!
g. Sebutkan
contoh lembaga pembiayaan!
8.
Dana Pensiun
a. Jelaskan
mengenai dana pensiun!
b. Sebutkan
manfaat dana pensiun!
c. Jelaskan
fungsi dana pensiun!
d. Jelaskan
prinsip kegiatan usaha dana pensiun!
e. Sebutkan
peran dana pensiun!
f. Sebutkan
jenis-jenis dana pensiun!
g. Sebutkan
kelebihan dan kelemahan dana pensiun!
h. Sebutkan
produk-produk dana pensiun!
i.
Sebutkan lembaga penyelenggara dana
pensiun!
Cara bermain :
1.
Siswa dibagi dalam kelompok kecil (3
orang), masing2 kelompok mendapat 1 post it bertulis angka 1 dst atau huruf A
dst.
2.
Setiap kelompok mendapat pendapatan awal
Rp 100.000,- dan masuk ke penambahan rekening.
3.
Selanjutnya jika telah melewati start
(satu putaran) berhak mendapat Rp 100.000,-
4.
Ketika mendapat giliran jalan, salah
satu anggota kelompok melempar dadu dan jalan sesuai jumlah yg didapat.
5.
Jika berhenti di salah satu kotak, ambil
kartu yang sama dengan nama kotak, contoh jika berhenti di kotak OJK maka ambil
kartu OJK, kemudian kerjakan soal yang tertulis di kartu.
6.
Jika berhenti di kotak Simpanan dan
Investasi atau Sekilas Info dan mendapatkan gambar uang maka uang tersebut
masuk ke catatan penambahan rekening, jika yang didapat mata uang asing maka
harus dihitung ke dalam rupiah terlebih dahulu (searching harga kurs terkini).
7.
Jika berhenti di kotak Kredit dan
Pembiayaan dan mendapatkan gambar uang maka jumlah uang tersebut masuk ke
catatan pengeluaran, jika kartu yang didapat adalah “membayar ongkos kereta
cepat ke Swiss” maka silahkan searching harga tiket kereta cepat menuju Swiss
di Eropa”.
8.
Jika mendapat kartu merah, maka anda
dikeluarkan dari permainan, bisa kembali bermain setelah membayar denda Rp
300.000,-
9.
Pemenang adalah kelompok bersaldo
terbesar dan menjawab soal pertanyaan terbanyak.
Selama permainan berlangsung
biarkan siswa bertanya dan mencari jawaban dari buku pegangan dan multimedia
atau internet. Di akhir permainan, guru dan siswa membahas materi dan mengambil
kesimpulan.
DAFTAR
PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Aplikasi
Manajemen Sekolah. Yogyakarta: Diva Press, 2012.
Farodis, Zian. Panduan Manajemen
Pendidikan ala Harvard University. Yogyakarta: Diva Press, 2011.
Istiqomah. Pembelajaran dan Penilaian
Higher Order Thinking Skills, Teori dan Inspirasi Pembelajaran untuk
Menyongsong Era Revolusi Industri 4.0. Surabaya: Pustaka Media Guru, 2018.
Kartono, Kartini. Pemimpin dan
Kepemimpinan, Apakah Pemimpin Abnormal Itu?. Jakarta: CV Rajawali, 1986.
Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Nusa
Indah, 1980.
Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknolog
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. 2011.
Rusydie, Salman. Prinsip-prinsip
Manajemen Kelas, Tuntunan Kreatif dan Inovatif untuk Keberhasilan Kegiatan
Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press,
Sallis, Edward. Total Quality Management
in Education, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, Peran Strategis Pendidikan di
Era Globalisasi Modern. Yogyakarta: Ircisod, 2011.
Soedarsono, Soemarno. Membangun Kembali
Jati Diri Bangsa, Peran Penting Karakter dan Hasrat untuk Berubah. Jakarta: PT
Gramedia, 2008.
Sukarno. Ilmu dan Perjuangan, Kumpulan
Pidato ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa dari universitas dalam
negeri. Jakarta: Inti Idayu Press – Yayasan Pendidikan Sukarno, 1986.
Suriasumantri, Jujun S. Ilmu dalam
Perspektif, Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: PT
Gramedia, 1981.
Uno, Hamzah B., dan Satria Koni.
Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Walker, Timothy D. Teach like Findland,
Mengajar seperti Finlandia, 33 Strategi Sederhana untuk Kelas yang
Menyenangkan. Jakarta: PT Gramedia, 2017.
29
Kepala Daerah Terjerat Kasus Korupsi. https://nasional.kompas.com/read/2018/12/18/12495661/kaleidoskop-2018-29-kepala-daerah-terjeerat-kasus-korupsi?page=all
Bahan
IPS : 18 Karakter Bangsa Indonesia, alfiskaoktayati.blogspot.com/2013/06/18-karakter-bangsa-indonesia.html
PENULIS
Ike Devi Alanda,
M.Pd., adalah guru Akuntansi di SMK Pariwisata Metland Cileungsi (2019-sekarang).
Sebelumnya istri dari Letkol Laut (KH) Drs. Mulya Deby Agus Hartawan, M.Si.,
dan ibu dari empat putra dan putri yang lahir di Jakarta pada 7 November 1975
ini telah mengajar di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta Timur (2003-2005), SMK
Satria Bangsa Tajur Halang Bogor (2005-
|
2007), SMA SIT Fajar Hidayah Kota Wisata
Cibubur (2007-2013), SMA dan SMK Hikmah Yapis Jayapura Papua (2013-2014), dan SMA
Muhammadiyah Cileungsi Bogor (2014-2019).
Berbekal pendidikan
yang didapat dari IKIP Jakarta dan Universitas Asy-Syafiiyah, serta
pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, muncul ide dan gagasan membuat media
pembelajaran untuk siswa sekolah menengah atas yang beberapa diantaranya telah
disosialisasikan di PLPG Ekonomi Kabupaten Bogor (2016), dan MGMP Ekonomi
Kabupaten Bogor (2018).
Media pembelajaran yang
pernah diikutkan dalam Lomba Guru Inovatif tingkat Kabupaten Bogor adalah
Monopoli Lembaga Jasa Keuangan yang meraih Juara II (2018). Media yang telah
disosialisasikan antara lain Coin Game, Guessing Words, Kartu Perdagangan
Internasional, Roulette Akuntansi, dan Kwartet Animal for Kids.
[1] DR.
Allen W. Smith, Understanding Economic, (New
York : 1986), h. 3.
[2]
Wonnacott, Paul dan Ronald Wonnacott, Economics,
(New York: 1979), h. 3.
[3] Prof.
Dr. Soediyono Reksoprayitno, Pengantar
Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE), h. 1.
[4]
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009) h.458-460.
[5]
Yusufhadi Miarso, loc.cit pp.462-463.
[6]
Pembelajaran, wikipedia, https://id.m.wikipedia.org
Keren dan menginspirasi.
ReplyDeleteTerima kasih ilmunya bu Ike