Wednesday, November 13, 2019

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA


JURNAL PENYESUAIAN

SIFAT PROSES PENYESUAIAN
        Pembuatan penyesuaian pada umumnya berkaitan dengan penentuan laba bersih perusahaan.
        Menyatakan semua biaya yang terjadi selama periode akuntansi.
        Mengukur besarnya biaya.

Akun-akun mana saja yang perlu disesuaikan dapat digolongkan menjadi empat pos dasar. Dua pos pertama adalah penangguhan (defferal) dan dua pos ke dua adalah pos-pos akrual.

        Beban yang ditangguhkan (defferal expenses) atau beban dibayar di muka (prepaid expenses) merupakan pos di mana sejak awal dicatat sebagai aktiva tetap tetapi diharapkan menjadi beban di kemudian hari atau selama operasi normal bisnis.
            Contoh: perlengkapan, iklan dibayar di muka, asuransi dibayar di muka.
        Pendapatan yang ditangguhkan (defferal revenues) atau pendapatan diterima di muka (unearned revenues) merupakan pos di mana sejak awal dicatat sebagai kewajiban tetapi diharapkan menjadi pendapatan di kemudian hari atau selama operasi normal bisnis.
Contoh: sewa diterima di muka, uang kuliah diterima di muka, premi diterima di muka, dan uang langganan yang diterima oleh penerbit.

Akrual timbul akibat tidak adanya pencatatan beban yang terjadi atau pendapatan yang dihasilkan.
        Beban akrual atau kewajiban akrual adalah beban yang telah terjadi tetapi belum dicatat dalam akun.
Contoh: upah akrual yang terutang kepada karyawan di akhir periode, bunga akrual atau wesel bayar dan pajak akrual.
        Pendapatan akrual atau aktiva akrual adalah pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum dicatat dalam akun.
Contoh: honor atas jasa yang telah diberikan oleh pengacara tetapi belum ditagih kepada klien pada akhir periode, honor yang belum ditagih agen perjalanan, bunga akrual atau wesel tagih, dan sewa akrual atas bangunan yang disewakan kepada orang lain.

Berikut adalah akun yang perlu disesuaikan.

1.        Penyusutan Aktiva Tetap
Pada akhir periode, aktiva tetap yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus disusutkan, karena nilai aktiva tetap yang sesungguhnya pada tahun berjalan dibandingkan dengan nilai aktiva tetap pada tahun pembelian tidaklah sama (kecuali tanah).
Beban depresiasi mobil                                   Rp. XXX
                                         Akumulasi depresiasi mobil                       Rp. XXX
Contoh;
Pada tanggal 1 Januari 2006, perusahaan membeli mobil seharga Rp. 30.000.000 dengan perkiraan masa manfaat 3 tahun. Setelah 3 tahun pemakaian, mobil tersebut ditaksir memiliki nilai residu sebesar Rp. 15.000.000.
Besar Depresiasi Mobil =   = Rp. 5.000.000
maka pembuatan ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
2006
31
Beban depresiasi mobil
507
5.000.000
Des.
               Akum depr. mobil
108
5.000.000

2.        Taksiran Kerugian Piutang
Piutang merupakan kewajiban pihak luar kepada perusahaan. Kemungkinan bagi pihak luar untuk tidak membayar hutangnya kepada perusahaan selalu ada. Terdapat dua metode dalam taksiran kerugian piutang:
  1. Metode langsung;
  2. Metode tidak langsung
          Metode langsung mengurangi secara langsung piutang.
            Beban kerugian piutang                     Rp. XXX
                        Piutang                                                Rp. XXX
        Metode tidak langsung, tidak mengurangkan secara langsung piutang, namun membuat akun tandingan (contra account) dari piutang yang bernama penyisihan kerugian piutang.
                        Beban kerugian piutang                     Rp. XXX
                                  Penyisihan kerugian piutang               Rp. XXX
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2006, Salon Susi memiliki piutang sebesar Rp. 7.000.000. pada tahun ini, Salon Susi memperkirakan piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar Rp. 200.000. buatlah jurnal penyesuaian dengan metode langsung dan tidak langsung.
        Metode Langsung.
            Bila Salon Susi menggunakan metode langsung maka ayat jurnal penyesuaian akan dibuat sebagai berikut.
2006
31
Beban kerugian piutang
508
200.000
Des.
                      Piutang
102
200.000



3.        Beban Dibayar di Muka
Pada umumnya, perusahaan membayarkan beban untuk beberapa bulan ke depan (misal: membayar asuransi untuk satu tahun). Terdapat dua pendekatan dalam pencatatan ayat jurnal penyesuaian, yaitu pendekatan neraca dan pendapatan laba rugi.
Contoh:
Pada tanggal 1 April 2006, perusahaan membayar premi asuransi untuk satu tahun sebesar Rp. 12.000.000.
        Pendekatan Neraca (Diakui sebagai Harta)
          Bila perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka pembayaran premi untuk beberapa periode ke depan akan dicatat sebagai beban dibayar di muka. Pada akhir periode, perusahaan melakukan penyesuaian atau pengakuan beban sebesar manfaat yang telah diperoleh perusahaan.
Pada tanggal 1 April 2006, perusahaan tidak boleh mencatat seluruh pengeluaran kas menjadi beban, karena manfaat akan diperoleh perusahaan selama satu tahun ke depan. Tidaklah adil bila semua beban asuransi (Rp. 12.000) dicatat hanya pada bulan April sementara manfaat yang diperoleh adalah sepanjang tahun.
2006
1
Asuransi dibayar di muka
105
12.000

Apr

     Kas
101

12.000
Pada tanggal 1 April 2006, penjurnalan oleh perusahaan bila pencatatan menggunakan pendekatan neraca adalah sebagai berikut.

Pada tanggal 31 Desember 2006, total biaya yang harus dijadikan beban adalah sebesar Rp. 9.000.000. Perusahaan akan membuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
2006
31
  Beban Asuransi
105
9.000
Apr
        Asuransi dibayar di muka
101
9.000

Catatan :
Rp. 9.000.000 diperoleh dari periode 1 April 2006 s.d. 31 Desember 2006 atau selama 9 bulan. Jika untuk setahun adalah Rp. 12.000.000 maka beban tiap bulan adalah Rp. 1.000.000. jadi, 9 bulan = 9 x Rp. 1.000.000 = Rp. 9.000.000
Pengaruh terhadap akun-akun pada buku besar bila pencatatan menggunakan pendekatan neraca adalah sebagai berikut.
Description: scan0033.jpg

        Pendekatan Laba Rugi (Diakui sebagai Beban)
          Bila perusahaan menggunakan pendekatan laba rugi maka pembayaran beban untuk beberapa periode ke depan akan langsung dicatat sebagai beban, bukan beban dibayar di muka. Pada akhir periode, perusahaan melakukan penyesuaian terhadap beban yang belum jatuh tempo atau belum dirasakan manfaatnya oleh perusahaan.
         
          Pada tanggal 1 April 2006, pernjurnalan oleh perusahaan jika pencatatan menggunakan pedekatan laba rugi adalah sebagai berikut.

2006
1
Beban Asuransi
505
12.000

Apr

     Kas
101

12.000

Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan hanya boleh mengakui beban sebesar Rp. 9.000.000. Itulah mengapa beban sebesar Rp. 12.000.000 harus disesuaikan atau dikurangi Rp. 3.000.000, dan dimuat akun baru bernama asuransi dibayar di muka sebesar Rp. 3.000.000
2006
31
   Asuransi Dibayar di Muka
107
 3.000
Des
         Beban Asuransi
505
3.000

4.        PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
Seperti halnya beban, perusahaan memperoleh pendapatan dalam  bentuk uang tunai dari pelanggan untuk pendapatan atau pekerjaan yang akan dilakukan di masa depan. Bila perusahaan belum melakukan pekerjaan tersebut maka perusahaan belum boleh mencatatnya sebagai pendapatan. Namun bila perusahaan telah melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diminta oleh pelanggan maka perusahaan boleh mengakui pendapatan tersebut.
Terdapat dua pendekatan dalam mencatat pendapatan diterima di muka, antara lain pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi. Perhatikan contoh berikut.
Contoh :
Pada tanggal 1 Mei 2006, perusahaan menyewakan gudang dengan ongkos sewa satu tahun adalah Rp. 3.600.000
        Pendekatan Neraca (Diakui sebagai Hutang)
          Bila perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka perusahaan akan mencatat uang yang diterima sebagai pendapatan diterima di muka (hutang)  dan akan diakui sebagai pendapatan bila perusahaan telah melakukan pekerjaan yang diminta oleh pelanggan.
          Pada tanggal 1 Mei 2006, penjurnalan oleh perusahaan bila telah menerima uang sebagai pembayaran di muka adalah sebagai berikut.
2006
1
  Kas
101
3.600
Mei
         Sewa Diterima di Muka
205
3.600

Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan akan mencatat ayat jurnal penyesuaian sebesar Rp. 2.400.000 (sudah boleh diakui sebagai pendapatan) sebagai berikut.
2006
31
  Sewa Dibayar di Muka
205
2.400
Mei
         Pendapatan Sewa
405
2.400

Catatan :
Rp. 2.400.000 diperoleh dari periode 1 Mei 2006 s.d. 31 Desember 2006, atau selama 8 bulan. Jika untuk setahun adalah Rp. 3.600.000 maka pendapatan sewa tiap bulan adalah Rp.300.000. Jadi, 8 bulan = 8 x Rp. 300.000 = Rp. 2.400.000
PENYESUAIAN SEWA DITERIMA DI MUKA
Description: scan0034.jpg
Total pendapatan sewa dibayar di muka yang masih tersisa sampai akhir tahun adalah sebesar Rp. 1.200.000 karena masa jatuh tempo beban asuransi masih tersisa 4 bulan (3 x @ Rp. 300.000). Paea akhir tahun, perusahaan akan mengakui pendapatan sewa sebesar Rp. 2.400.000


  • Pendekatan Laba Rugi (Diakui sebagai Pendapatan)
            Bila perusahaan menggunakan pendekatan laba rugi maka perusahaan akan langsung mencatat sebagai pendapatan.
            Pada tanggal 1 Mei 2006, penjurnalan oleh perusahaan bila telah menerima uang sebagai pembayaran di muka adalah sebagai berikut.
2006
1
Kas
101
3.600

Mei

     Pendapatan Sewa
405

3.600

Namun, kembali ke penjelasan sebelumnya bahwa perusahaan hanya boleh mengakui pendapatan bila perusahaan telah melakukan pekerjaannya atau pelanggan telah mendapatkan manfaat dari perusahaan.
Pada tanggal 31 Desember 2006, bila saat menerima uang dicatat sebagai pendapatan maka perusahaan akan membuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
2006
31
Pendapatan Sewa
405
1.200

Mei

     Sewa Diterima di Muka
205

1.200

Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan hanya boleh mengakui pendapatan sebesar Rp. 2.400.000. Itulah mengapa pendapatan sewa sebesar Rp. 3.600.000 harus disesuaikan atau dikurangi Rp. 1.200.000, dan dibuat akun baru bernama pendapatan sewa diterima di muka sebesar Rp. 1.200.000.
Pada dasarnya, penggunaan metode manapun akan menghasilkan saldo yang sama pada akhir periode (pendapatan diterima di muka adalah sebesar Rp. 1.200.000 dan pendapatan sewa adalah sebesar Rp. 2.400.000). Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada starting point pencatatan pada ayat jurnal penyesuaian.

5.        PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
Pendapatan yang masih harus diterima merupakan pendapatan yang belum dibayar secara tunai dari pelanggan atau pihak luar, tetapi sudah diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan karena perusahaan telah melakukan pekerjaannya, atau pelanggan (pihak luar) telah menerima manfaat dari perusahaan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Nopember 2006, perusahaan mendepositokan uangnya di bank sebesar Rp. 100.000.000 dengan bunga 24% per tahun. Bunga diterima di belakang tiap 6 bulan sekali, pada tanggal 1 Mei dan 1 Nopember.
Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan akan mengakui pendapatan bunga (sudah menjadi hak) dan membuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Catatan :
Rp. 40.000 (24%/12 x Rp. 100.000.000 x 2) adalah bunga yang sudah menjadi hak, tetapi belum diterima perusahaan selama dua bulan (bulan Nopember dan Desember) pada tahun yang bersangkutan. Belum diterima karena bunga yang akan dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 Nopember.








PENYESUAIAN PENDAPATAN BUNGA
Description: scan0035.jpg
Pada tanggal 1 Mei 2007, perusahaan akan menerima pembayaran bunga sebesar Rp. 120.000.000. Pencatatan peristiwa tersebut oleh perusahaan adalah dengan melakukan penjurnalan sebagai berikut.
2007
1
Kas
101
12.000

Mei

    Bunga yang Masih Harus Diterima
109

4.000


    Pendapatan Bunga
409

8.000

6.        BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang belum dibayar secara tunai, tetapi sudah diakui sebagai beban dan kewajiban pada periode yang bersangkutan karena perusahaan telah menerima manfaat atas beban tersebut. Perhatikan contoh berikut.
Contoh :
Seorang pengusaha memiliki 10 orang pekerja harian, dengan upah per orang adalah Rp. 100.000 per hari. Upah dibayarkan setiap Sabtu sore untuk 6 hari kerja. Tanggal 31 Desember 2006 jatuh pada hari Selasa.
Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan harus mengakui upah yang masih harus dibayar (2 hari, Senin dan Selasa) sebagai berikut.
2 x 10 x Rp.10.000 = Rp. 200.000
Perusahaan akan mengakui beban upah dengan membuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
2006
31
  Beban Upah
509
200

Des

        Upah yang Masih Harus Dibayar
209

200

Ketika gaji tersebut telah dibayarkan maka perusahaan mendebit beban upah yang masih harus dibayar dan mengkredit kas (berkurang).
Pada tanggal 4 Januari 2007, perusahaan akan membayar gaji sebesar Rp. 600.000
2007
31
  Beban Upah
409
400

Jan

  Upah yang Masih Harus Dibayar
209
200



         Kas
101

600


No comments:

Post a Comment