JURNAL PENYESUAIAN
SIFAT PROSES PENYESUAIAN
•
Pembuatan
penyesuaian pada umumnya berkaitan dengan penentuan laba bersih perusahaan.
•
Menyatakan
semua biaya yang terjadi selama periode akuntansi.
•
Mengukur
besarnya biaya.
Akun-akun mana saja yang perlu disesuaikan dapat
digolongkan menjadi empat pos dasar. Dua pos pertama adalah penangguhan (defferal)
dan dua pos ke dua adalah pos-pos akrual.
•
Beban yang
ditangguhkan (defferal expenses)
atau beban dibayar di muka (prepaid expenses) merupakan pos di
mana sejak awal dicatat sebagai aktiva tetap tetapi diharapkan menjadi beban di
kemudian hari atau selama operasi normal bisnis.
Contoh:
perlengkapan, iklan dibayar di muka, asuransi dibayar di muka.
•
Pendapatan
yang ditangguhkan (defferal
revenues) atau pendapatan diterima di muka (unearned revenues)
merupakan pos di mana sejak awal dicatat sebagai kewajiban tetapi diharapkan
menjadi pendapatan di kemudian hari atau selama operasi normal bisnis.
Contoh: sewa diterima di muka, uang kuliah diterima di
muka, premi diterima di muka, dan uang langganan yang diterima oleh penerbit.
Akrual
timbul akibat tidak adanya pencatatan beban yang terjadi atau pendapatan yang
dihasilkan.
•
Beban akrual atau kewajiban akrual adalah beban yang telah
terjadi tetapi belum dicatat dalam akun.
Contoh: upah akrual yang terutang kepada karyawan di
akhir periode, bunga akrual atau wesel bayar dan pajak akrual.
•
Pendapatan
akrual atau aktiva akrual adalah pendapatan yang telah
dihasilkan tetapi belum dicatat dalam akun.
Contoh: honor atas jasa yang telah diberikan oleh
pengacara tetapi belum ditagih kepada klien pada akhir periode, honor yang
belum ditagih agen perjalanan, bunga akrual atau wesel tagih, dan sewa akrual
atas bangunan yang disewakan kepada orang lain.
Berikut
adalah akun yang perlu disesuaikan.
1.
Penyusutan
Aktiva Tetap
Pada akhir periode, aktiva tetap yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan harus disusutkan, karena nilai aktiva tetap yang sesungguhnya
pada tahun berjalan dibandingkan dengan nilai aktiva tetap pada tahun pembelian
tidaklah sama (kecuali tanah).
Beban depresiasi mobil Rp.
XXX
Akumulasi depresiasi mobil Rp. XXX
Contoh;
Pada tanggal 1 Januari 2006, perusahaan membeli mobil
seharga Rp. 30.000.000 dengan perkiraan masa manfaat 3 tahun. Setelah 3 tahun
pemakaian, mobil tersebut ditaksir memiliki nilai residu sebesar Rp.
15.000.000.
Besar Depresiasi Mobil =
= Rp. 5.000.000

maka pembuatan ayat jurnal penyesuaian sebagai
berikut:
2006
|
31
|
Beban depresiasi mobil
|
507
|
5.000.000
|
|
Des.
|
Akum depr. mobil
|
108
|
5.000.000
|
2.
Taksiran
Kerugian Piutang
Piutang merupakan kewajiban pihak luar kepada
perusahaan. Kemungkinan bagi pihak luar untuk tidak membayar hutangnya kepada perusahaan
selalu ada. Terdapat dua metode dalam taksiran kerugian piutang:
- Metode langsung;
- Metode tidak langsung
•
Metode langsung mengurangi secara langsung
piutang.
Beban
kerugian piutang Rp.
XXX
Piutang Rp.
XXX
•
Metode tidak
langsung, tidak mengurangkan secara langsung piutang, namun membuat akun
tandingan (contra account) dari piutang yang bernama penyisihan kerugian
piutang.
Beban
kerugian piutang Rp.
XXX
Penyisihan kerugian piutang Rp. XXX
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2006, Salon Susi memiliki piutang
sebesar Rp. 7.000.000. pada tahun ini, Salon Susi memperkirakan piutang yang
tidak dapat ditagih adalah sebesar Rp. 200.000. buatlah jurnal penyesuaian
dengan metode langsung dan tidak langsung.
•
Metode
Langsung.
Bila
Salon Susi menggunakan metode langsung maka ayat jurnal penyesuaian akan dibuat
sebagai berikut.
2006
|
31
|
Beban kerugian piutang
|
508
|
200.000
|
|
Des.
|
Piutang
|
102
|
200.000
|
3.
Beban Dibayar
di Muka
Pada umumnya, perusahaan membayarkan beban untuk
beberapa bulan ke depan (misal: membayar asuransi untuk satu tahun). Terdapat
dua pendekatan dalam pencatatan ayat jurnal penyesuaian, yaitu pendekatan
neraca dan pendapatan laba rugi.
Contoh:
Pada tanggal 1 April 2006, perusahaan membayar premi
asuransi untuk satu tahun sebesar Rp. 12.000.000.
•
Pendekatan
Neraca
(Diakui sebagai Harta)
Bila perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka
pembayaran premi untuk beberapa periode ke depan akan dicatat sebagai beban
dibayar di muka. Pada akhir periode, perusahaan melakukan penyesuaian atau
pengakuan beban sebesar manfaat yang telah diperoleh perusahaan.
Pada tanggal 1 April 2006, perusahaan tidak boleh
mencatat seluruh pengeluaran kas menjadi beban, karena manfaat akan diperoleh
perusahaan selama satu tahun ke depan. Tidaklah adil bila semua beban asuransi
(Rp. 12.000) dicatat hanya pada bulan April sementara manfaat yang diperoleh
adalah sepanjang tahun.
2006
|
1
|
Asuransi dibayar di
muka
|
105
|
12.000
|
|
Apr
|
|
Kas
|
101
|
|
12.000
|
Pada tanggal 1 April 2006, penjurnalan oleh perusahaan
bila pencatatan menggunakan pendekatan neraca adalah sebagai berikut.
Pada tanggal 31 Desember 2006, total biaya yang harus
dijadikan beban adalah sebesar Rp. 9.000.000. Perusahaan akan membuat ayat
jurnal penyesuaian sebagai berikut.
2006
|
31
|
Beban
Asuransi
|
105
|
9.000
|
|
Apr
|
Asuransi dibayar di muka
|
101
|
9.000
|
Catatan :
Rp. 9.000.000 diperoleh dari periode 1 April 2006 s.d.
31 Desember 2006 atau selama 9 bulan. Jika untuk setahun adalah Rp. 12.000.000
maka beban tiap bulan adalah Rp. 1.000.000. jadi, 9 bulan = 9 x Rp. 1.000.000 =
Rp. 9.000.000
Pengaruh terhadap akun-akun pada buku besar bila
pencatatan menggunakan pendekatan neraca adalah sebagai berikut.

•
Pendekatan
Laba Rugi
(Diakui sebagai Beban)
Bila perusahaan menggunakan pendekatan laba rugi maka pembayaran
beban untuk beberapa periode ke depan akan langsung dicatat sebagai beban,
bukan beban dibayar di muka. Pada akhir periode, perusahaan melakukan
penyesuaian terhadap beban yang belum jatuh tempo atau belum dirasakan
manfaatnya oleh perusahaan.
Pada tanggal 1 April 2006, pernjurnalan oleh
perusahaan jika pencatatan menggunakan pedekatan laba rugi adalah sebagai
berikut.
2006
|
1
|
Beban Asuransi
|
505
|
12.000
|
|
Apr
|
|
Kas
|
101
|
|
12.000
|
Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan hanya boleh mengakui
beban sebesar Rp. 9.000.000. Itulah mengapa beban sebesar Rp. 12.000.000 harus
disesuaikan atau dikurangi Rp. 3.000.000, dan dimuat akun baru bernama asuransi
dibayar di muka sebesar Rp. 3.000.000
2006
|
31
|
Asuransi Dibayar di Muka
|
107
|
3.000
|
|
Des
|
Beban Asuransi
|
505
|
3.000
|
4.
PENDAPATAN
DITERIMA DI MUKA
Seperti halnya beban, perusahaan memperoleh pendapatan
dalam bentuk uang tunai dari pelanggan
untuk pendapatan atau pekerjaan yang akan dilakukan di masa depan. Bila
perusahaan belum melakukan pekerjaan tersebut maka perusahaan belum boleh
mencatatnya sebagai pendapatan. Namun bila perusahaan telah melakukan pekerjaan
sesuai dengan yang diminta oleh pelanggan maka perusahaan boleh mengakui
pendapatan tersebut.
Terdapat dua pendekatan dalam mencatat pendapatan
diterima di muka, antara lain pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi.
Perhatikan contoh berikut.
Contoh :
Pada tanggal 1 Mei 2006, perusahaan menyewakan gudang
dengan ongkos sewa satu tahun adalah Rp. 3.600.000
•
Pendekatan
Neraca
(Diakui sebagai Hutang)
Bila perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka
perusahaan akan mencatat uang yang diterima sebagai pendapatan diterima di muka
(hutang) dan akan diakui sebagai
pendapatan bila perusahaan telah melakukan pekerjaan yang diminta oleh
pelanggan.
Pada tanggal 1 Mei 2006, penjurnalan oleh perusahaan
bila telah menerima uang sebagai pembayaran di muka adalah sebagai berikut.
2006
|
1
|
Kas
|
101
|
3.600
|
|
Mei
|
Sewa Diterima di Muka
|
205
|
3.600
|
Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan akan
mencatat ayat jurnal penyesuaian sebesar Rp. 2.400.000 (sudah boleh diakui
sebagai pendapatan) sebagai berikut.
2006
|
31
|
Sewa
Dibayar di Muka
|
205
|
2.400
|
|
Mei
|
Pendapatan Sewa
|
405
|
2.400
|
Catatan :
Rp. 2.400.000 diperoleh dari periode 1 Mei 2006 s.d.
31 Desember 2006, atau selama 8 bulan. Jika untuk setahun adalah Rp. 3.600.000
maka pendapatan sewa tiap bulan adalah Rp.300.000. Jadi, 8 bulan = 8 x Rp.
300.000 = Rp. 2.400.000
PENYESUAIAN SEWA DITERIMA DI MUKA

Total pendapatan sewa dibayar di muka yang masih
tersisa sampai akhir tahun adalah sebesar Rp. 1.200.000 karena masa jatuh tempo
beban asuransi masih tersisa 4 bulan (3 x @ Rp. 300.000). Paea akhir tahun,
perusahaan akan mengakui pendapatan sewa sebesar Rp. 2.400.000
- Pendekatan Laba Rugi (Diakui
sebagai Pendapatan)
Bila
perusahaan menggunakan pendekatan laba rugi maka perusahaan akan langsung
mencatat sebagai pendapatan.
Pada
tanggal 1 Mei 2006, penjurnalan oleh perusahaan bila telah menerima uang
sebagai pembayaran di muka adalah sebagai berikut.
2006
|
1
|
Kas
|
101
|
3.600
|
|
Mei
|
|
Pendapatan Sewa
|
405
|
|
3.600
|
Namun, kembali ke penjelasan sebelumnya bahwa
perusahaan hanya boleh mengakui pendapatan bila perusahaan telah melakukan
pekerjaannya atau pelanggan telah mendapatkan manfaat dari perusahaan.
Pada tanggal 31 Desember 2006, bila saat menerima uang
dicatat sebagai pendapatan maka perusahaan akan membuat ayat jurnal penyesuaian
sebagai berikut.
2006
|
31
|
Pendapatan Sewa
|
405
|
1.200
|
|
Mei
|
|
Sewa Diterima di Muka
|
205
|
|
1.200
|
Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan hanya boleh
mengakui pendapatan sebesar Rp. 2.400.000. Itulah mengapa pendapatan sewa
sebesar Rp. 3.600.000 harus disesuaikan atau dikurangi Rp. 1.200.000, dan
dibuat akun baru bernama pendapatan sewa diterima di muka sebesar Rp.
1.200.000.
Pada dasarnya, penggunaan metode manapun akan
menghasilkan saldo yang sama pada akhir periode (pendapatan diterima di muka
adalah sebesar Rp. 1.200.000 dan pendapatan sewa adalah sebesar Rp. 2.400.000).
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada starting point pencatatan
pada ayat jurnal penyesuaian.
5.
PENDAPATAN
YANG MASIH HARUS DITERIMA
Pendapatan yang masih harus diterima merupakan
pendapatan yang belum dibayar secara tunai dari pelanggan atau pihak luar,
tetapi sudah diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan karena
perusahaan telah melakukan pekerjaannya, atau pelanggan (pihak luar) telah
menerima manfaat dari perusahaan.
Contoh :
Pada tanggal 1 Nopember 2006, perusahaan
mendepositokan uangnya di bank sebesar Rp. 100.000.000 dengan bunga 24% per
tahun. Bunga diterima di belakang tiap 6 bulan sekali, pada tanggal 1 Mei dan 1
Nopember.
Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan akan
mengakui pendapatan bunga (sudah menjadi hak) dan membuat ayat jurnal
penyesuaian sebagai berikut.
Catatan :
Rp. 40.000 (24%/12 x Rp. 100.000.000 x 2) adalah bunga
yang sudah menjadi hak, tetapi belum diterima perusahaan selama dua bulan
(bulan Nopember dan Desember) pada tahun yang bersangkutan. Belum diterima
karena bunga yang akan dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 Nopember.
PENYESUAIAN PENDAPATAN BUNGA

Pada tanggal 1 Mei 2007, perusahaan akan menerima
pembayaran bunga sebesar Rp. 120.000.000. Pencatatan peristiwa tersebut oleh
perusahaan adalah dengan melakukan penjurnalan sebagai berikut.
2007
|
1
|
Kas
|
101
|
12.000
|
|
Mei
|
|
Bunga yang Masih Harus Diterima
|
109
|
|
4.000
|
|
|
Pendapatan Bunga
|
409
|
|
8.000
|
6.
BEBAN YANG
MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang
belum dibayar secara tunai, tetapi sudah diakui sebagai beban dan kewajiban
pada periode yang bersangkutan karena perusahaan telah menerima manfaat atas
beban tersebut. Perhatikan contoh berikut.
Contoh :
Seorang pengusaha memiliki 10 orang pekerja harian,
dengan upah per orang adalah Rp. 100.000 per hari. Upah dibayarkan setiap Sabtu
sore untuk 6 hari kerja. Tanggal 31 Desember 2006 jatuh pada hari Selasa.
Pada tanggal 31 Desember 2006, perusahaan harus
mengakui upah yang masih harus dibayar (2 hari, Senin dan Selasa) sebagai
berikut.
2 x 10 x Rp.10.000 = Rp. 200.000
Perusahaan akan mengakui beban upah dengan membuat
ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
2006
|
31
|
Beban
Upah
|
509
|
200
|
|
Des
|
|
Upah yang Masih Harus Dibayar
|
209
|
|
200
|
Ketika gaji tersebut telah dibayarkan maka perusahaan
mendebit beban upah yang masih harus dibayar dan mengkredit kas (berkurang).
Pada tanggal 4 Januari 2007, perusahaan akan membayar
gaji sebesar Rp. 600.000
2007
|
31
|
Beban
Upah
|
409
|
400
|
|
Jan
|
|
Upah
yang Masih Harus Dibayar
|
209
|
200
|
|
|
|
Kas
|
101
|
|
600
|
No comments:
Post a Comment